Friday 2 September 2016

BADAI BULAN SEPTEMBER

Semalam badai datang begitu dahsyatnya, menumbangkan pepohonan yang dilintasinya tak terkecuali. Pohon mangga, jambu, serumpun pohon pisang, pohon mahoni, rambutan dan durian yang berada di sekeliling tempat tinggalku. Aku menyaksikan semua itu tanpa ada rasa apapun. Bahkan benakku menunggu dan menghitung semua kehancuran setelah badai usai.Tiba-tiba kudengar orang-orang berteriak-teriak. Rupanya atap-atap rumah mereka tidak dibuat dari bahan yang layak telah ikut terbang bersama badai. Kepanikan dan keputusasaan tergambar jelas di wajah mereka.

Aku diam. Berpikir. Jika aku seperti mereka, apakah aku juga akan berteriak-teriak seperti mereka? Dan andaikan mereka seperti aku, apakah mereka juga akan bersikap seperti diriku, diam menyaksikan badai yang menghancurkan segalanya di teras rumah, sambil menikmati dingin yang menusuk serta percikan-percikan air hujan yang membasahi tubuh?